![]() |
Warga melihat fosil hewan purbakala yang disimpan di Museum Mini Purbakala Buton, di kediaman Rafli Rizal Jalan KH Ahmad Dahlan Bumiayu, Brebes. |
Diwacanakan Akan Dibangun Museum Kepurbakalaan
TIM Buton yang beraktivitas merawat dan menjaga benda
purbakala hasil temuan masyarakat di Bumiayu, Brebes tak sekadar keluar masuk
hutan untuk mencari jejak-jejak hewan purbakala tersebut.
Guna meningkatkan pengetahuan di bidang kepurbakalaan,
Tim Buton juga kerap menambah wawasan melalui internet ataupun
literatur-literatur lain. Mereka juga studi ke museum Sangiran di Sragen dan
Museum Dayu di Karanganyar. ”Baru-baru ini seluruh anggota tim juga pergi ke
situs Semedo di Kabupaten Tegal,” kata Rizal, Koordinator Tim Buton.
Ketika ditanya dari mana dana operasional kegiatan
tim, termasuk biaya mengganti jasa penemuan fosil yang ditemukan warga? Rizal
menegaskan, dana operasional tim berasal dari swadaya.”Biayanya murni dari tim,
ya urunanlah,” katanya tanpa mau menyebutkan nominalnya. Bagaimana dengan
perhatian pemerintah? baik Rizal maupun Karsono menyatakan, selama ini ada
komunikasi yang baik dengan pemerintah.
”Komunikasi kami dengan Dinas Pariwisata, Kebudayaan,
Pemuda dan Olahraga Pemkab Brebes baik. Meski belum berkunjung ke museum mini
Tim Buton, Bapak Wijanarto (Kasi Sejarah dan Purbakala) sangat mengapresiasi
dan meminta kami menyimpan dan merawat fosil yang sudah ditemukan dengan baik,”
ucapnya.
Perhatian juga diberikan oleh Balai Arkeologi
Yogyakarta dan Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran.”Mereka
bahkan sudah beberapa kali mengunjungi kami,” katanya.
Menurut Rizal, perhatian pemerintah sangat dibutuhkan
agar fosilfosil yang ditemukan bisa bermanfaat sebagai media belajar generasi
muda. ”Tidak hanya itu, masyarakat juga perlu diberikan penyadaran untuk tidak
memperjualbelikan fosilfosil purbakala. Sebab, fosil purbakala merupakan harta
karun pengetahuan yang tidak ternilai harganya,” tuturnya.
Bermanfaat
Baik Rizal maupun Karsono Rizal percaya apa yang
dilakukan oleh Tim Buton akan bermanfaat dikemudian hari. ”Kami berkomitmen
akan terus melakukan kegiatan kepurbakalaan karena berkeyakinan dapat
bermanfaat, agar sejarah tetap lestari dan menjadi media belajar untuk generasi
sekarang maupun yang akan datang,” ujarnya.
Sementara itu Kasi Sejarah dan Purbakala Dinas
Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Pemkab Brebes, Wijanarto
menyatakan, Pemkab Brebes sangat mengapresiasi apa yang dilakukan oleh warga Bumiayu
yang tergabung dalam Tim Buton. ”Sejak penemuan fosil di Bumiayu booming di
media pada 2015, kami sudah aktif berkomunikasi dengan Balai Arkeologi
Yogyakarta,” ucapnya.
Menurut dia, penemuan fosil di Bumiayu sangat menarik
karena berhubungan dengan situs Semedo, Pati Ayam dan Sangiran. ”Fosil di
Bumiayu yang paling tertua berumur 1,5 juta tahun dan termuda 500.000 tahun.
Hanya saja, di Bumiayu ini belum ditemukan fosil manusia purba,” katanya. Meski
belum ditemukan fosil manusia purba, Balai Arkeologi berkeyakinan ada kehidupan
manusia purba.
”Hal ini ditandai dengan fosil gajah purba. Gajah
purba ini sangat dekat dengan kehidupan manusia purba sehingga dimungkinkan ada
kehidupan manusia purba,” paparnya. Lalu bagaimana langkah Pemkab Brebes?
Wijanarto menyatakan, saat ini masih menunggu laporan studi yang dilakukan
Balai Arkeologi Yogyakarta.
Dalam waktu dekat ini, pihaknya juga akan melakukan
sosialisasi kepada masyarakat terkait situs purbakala yang ada di wilayah
selatan Kabupaten Brebes. ”Kalau pun nanti hasil studi menyebutkan harus ada
museum, tentunya Pemkab Brebes siap melaksanakan,” tuturnya.
Adapun Camat Bumiayu Urip Rosidik ketika dihubungi
mengaku mengetahui kegiatan Tim Buton setelah menerima kedatangan Kepala Balai
Arkeologi Yogyakarta di ruang kerjanya, Mei lalu. ”Kami sangat mengapresiasi
mereka yang dengan sukarela meluangkan waktu untuk menjaga dan merawat aset
yang menurut kami tidak ternilai harganya,” kata camat.
Dengan dukungan dan respons yang diberikan Balai
Arkeologi Yogyakarta, pihaknya mengaku sepakat jika di Kota Kecamatan Bumiayu
didirikan Museum Kepurbakalaan untuk menyimpan fosil dan benda purbakala
tersebut. Menurutnya, kehadiran museum akan menjadi wisata di Kabupaten Brebes
bagian selatan semakin komplit.(Teguh Inpras-15)
Sumber : Suara Merdeka, 4 Agustus 2016
0 komentar:
Posting Komentar