Senin, 05 September 2016

Tim Buton Merawat Fosil Purbakala (1)

Koordinator Tim Buton Rafli Rizal (kanan) dan anggotanya Karsono (kiri) membersihkan fosil rahang dan gigi gajah purba jenis Mastodon dan Stegodon dari kotoran dan debu.


Tim Buton tidak pernah mengenyam pendidikan Arkeologi. Namun kecintaan mereka terhadap penemuan fosil dan benda purbakala di Bumiayu, Brebes menyatukan mereka dalam sebuah wadah yang dinamai Tim Buton. Apa saja aktivitasnya? Berikut ini wartawan Suara Merdeka, Teguh Inpras menuliskannya dalam dua seri mulai hari ini.

Peduli pada Maxila Primata Berumur 900.000 Tahun
TIM Buton merupakan wadah yang berisi sekelompok orang yang peduli tentang pentingnya menyelamatkan fosil atau benda purbakala. Nama ”Buton” sendiri merupakan kependekan dari Bumiayu- Tonjong, dua wilayah di selatan Kabupaten Brebes yang kerap menjadi lokasi penemuan fosil hewan purbakala.

Beranggotakan enam orang, tim ini bekerja sukarela. Tanpa bayaran mereka melakukan aktivitas kepurbakalaan yaitu menemukan, mengumpulkan dan merawat fosil dan benda purbakala. Sekali dalam sepekan, anggota tim berkumpul di rumah koordinator tim, Rafli Rizal di Jalan KH Ahmad Dahlan Bumiayu.

Selain saling bersilaturahmi, kesempatan berkumpul tersebut dimanfaatkan untuk membersihkan seribuan lebih fosil bagian anggota tubuh hewan purbakala yang mereka temukan. ”Tadinya aktivitas kepurbakalaan dilakukan oleh Karsono dan saya sendiri. Namun karena kesamaan tujuan yaitu menyelamatkan fosil purbakala akhirnya kami sepakat membentuk wadah yang dinamai Tim Buton, pada Oktober 2015.

Supaya kegiatan lebih terorganisasi dan fosil-fosil yang ditemukan terdata dengan baik,” tutur Rizal yang ditemui Suara Merdeka di kediamnnya, Selasa (2/8). Menurutnya, dengan cakupan wilayah yang luas, Tim Buton kemudian merekrut empat warga Tonjong yang berdomisili di sekitar lokasi penemuan. Keempat anggota baru itu yakni Kartono, Rodik, Nasikin dan Romi.

Seribuan Fosil

Anggota baru tersebut bertugas untuk mengawasi setiap temuan fosil di masyarakat dan melaporkannya kepada tim- .”Kami memang dituntut rajin mencari informasi termasuk isu-isu yang beredar di kalangan warga terkait penemuan benda-benda bersejarah atau fosil purba sehingga tidak sampai diperjualbelikan oleh warga,” katanya.

Rizal menyatakan, hingga saat ini sudah ada seribuan lebih fosil potongan tubuh hewan purba yang disimpan dalam museum mini Buton. Antara lain rahang gajah purba jenis Mastodon, Stegodon dan Elephas. Kemudian ada rahang badak (Rhinosertidae), Tulang Kerbau (Pelurs Certividae), kepala buaya (Maxila crocodylliae), Gigi Sapi (Incivius bovidae), Kepala dan Tanduk Kerbau (Bubalus paleokarabu).

Kemudian ada juga fosil gigi monyet (Maxila Primata). Balai Arkeologi Yogyakarta menyebut fosil-fosil yang ditemukan tersebut berasal dari kala plestoisen tengah dengan perkiraan umur lebih dari 900.000 tahun. ”Fosil-fosil tersebut ditemukan di daerah aliran Sungai Glagah dan Cisaat wilayah Kecamatan Tonjong antara kurun waktu 2013-2015.

Kalau temuan terakhir (Juli 2016), adalah rahang dan gigi gajah purba Mastodon dan Stegodon di Sungai Glagah Tonjong,” katanya. Menurut Rizal, fosil hewan purbakala tersebut tidak seluruhnya ditemukan oleh tim. Ada beberapa yang ditemukan oleh warga. ”Kalau yang menemukan warga, maka kita mengganti jasa penemuannya.


Pada awalnya susah karena warga meminta harga tinggi, namun setelah kami berikan sosialisasi pada akhirnya warga mau menyerahkan temuannya kepada tim,” kata pemilik toko pakaian ”Batik Anda” di Kecamatan Bumiayu itu.(15)

Sumber : Suara Merdeka, 3 Agustus 2016

0 komentar:

Posting Komentar