Senin, 05 September 2016

BPSMP Sangiran Ekskavasi Temuan Fosil Gajah Purba



Tim BPSMP Sangiran melakukan ekskavasi temuan fosil gajah purba di tebing Sungai Glagah, Kecamatan Tonjong, Brebes.


TIM Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran melakukan ekskavasi temuan fosil gajah purba jenis Sinomastodon di Sungai Glagah, Kecamatan Tonjong, Brebes, Kamis (11/8) kemarin.

Fosil gajah purba tersebut awalnya ditemukan oleh Tim Buton (sebuah wadah para pelestari fosil dan benda purbakala di Bumiayu) pada akhir Juli kemarin. Penemuan tersebut kemudian dilaporkan ke Balar Yogyakarta dan BPSMP Sangiran.“Hari ini (kemarin) kami mengecek informasi tersebut dan ternyata benar. Selanjutnya kami melakukan ekskavasi untuk penyelamatan karena dikhawatirkan akan hilang terbawa banjir,” kata Ketua Tim Ekskavasi BPSMP Sangiran, Albertus Nikko.

Ekskavasi yang dimulai siang hingga sore hari tersebut melibatkan ahli arkeologi, geologi dan tenaga konservasi. Pertama-tama, tim membuat kotak ekskavasi berukuran 3x2 meter di lokasi penemuan. Pada lokasi yang sudah ditandai itulah kemudian dilakukan penggalian dengan sangat hati-hati. Satu persatu-satu fosil yang ditemukan dibersihkan dan dikeringkan untuk didata dan diidentifikasi. Setelahnya, fosil-fosil tersebut dimasukkan dalam kantong plastik.

Nikko menjelaskan, dari ekskavasi tersebut diperoleh 26 fragmen fosil yang antara lain meliputi gigi, tulang belikat dan tulang rusuk. Sedangkan usia fosil tersebut diperkirakan antara 1,5 – 1,2 juta tahun.”Dari fragmen gigi bisa diidentifikasikan sebagai fosil gajah Sinomastodon. Fosil ini akan kami bawa ke rumah Tim Buton untuk dilakukan identifikasi ulang besok (hari ini-red),” katanya.

Koordinator Tim Buton Rafli Rizal didampingi anggotanya Karsono menyatakan fosil gajah purba yang diekskavasi tersebut menambah jumlah fosil hewan purbakala yang sudah ditemukan sebelumnya. Menurutnya, dalam kurun waktu antara 2013-2016, Tim Buton sudah menemukan fosil gajah purba mulai dari sinomastodon, stegodon dan elephas. Selain itu, rahang badak (Rhinosertidae), Tulang Kerbau (pelurs Certividae), kepala buaya (Maxila Crocodylliae), gigi sapi (Incivius Bovidae), kepala dan tanduk Kerbau (Bubalus paleokarabu) dan juga fosil gigi monyet (Maxila Primata). (H51)

Sumber : Suara Merdeka, 12 Agustus 2016

0 komentar:

Posting Komentar