![]() |
Peneliti Balai Arkeologi Yogyakarta Shofwan Noerwidi menjelaskan kepada anak-anak tentang fosil purbakala temuan Tim Buton, di Museum Mini Purbakala, Jl KH Ahmad Dahlan Bumiayu, Brebes |
Peneliti Balai Arkeologi Yogyakarta Gunadi menyatakan pemerintah kabupaten Brebes idealnya merespon niat baik dan kepedulian masyarakat Bumiayu yang sudah menemukan, menyimpan dan merawat fosil hewan purbakala. Hal tersebut disampaikan saat bersilaturahmi dengan warga pelestari benda purbakala di Museum Mini Purbakala Buton yang menempati garasi rumah Rizal Rafli, Jalan KH Ahmad Dahlan Bumiayu, kemarin.
Menurut Gunadi, respon pemerintah bisa dilakukan misalnya dengan melihat langsung temuan sebagai wujud dukungan para penemu. Adapun langkah kedepan terhadap temuan fosil purbakala bisa ditindaklanjuti bersama dengan Balai Arkeologi, Balai Pelestari Cagar Budaya dan Balai Pelestarian Situs Manusia Purba.“Sangat disayangkan jika potensi kepurbakalaan di Kabupaten Brebes ini hanya disajikan di dalam sebuah garasi,” kata Gunadi didampingi peneliti lainnya Shofwan Noerwedi.
Tindaklanjut dari penemuan fosil purbakala, lanjut Gunadi, tidak selalu harus diikuti dengan membangun museum.”Mungkin situs di Bumiayu ini bisa digabung dengan Semedo, Tegal karena jaraknya yang dekat. Kemudian di Bumiayu bisa dibangun site museum atau museum lapangannya. Untuk mewujudkan itu semua, memang harus ada kemauan dari pemkab setempat,” ujarnya.
Teridentifikasi
Potensi kepurbakalaan di Kabupaten Brebes mulai diungkap oleh sekelompok masyarakat yang menamakan diri sebagai Tim Buton (Bumiayu-Tonjong). Disebut demikian karena fosil-fosil hewan purbakala tersebut ditemukan di wilayah Bumiayu-Tonjong. Koordinator Tim Buton Rizal Rafli menyatakan hingga saat ini sudah ada ribuan fosil bagian tubuh binatang purba yang ditemukan.
Dari jumlah itu, 220 fosil binatang purba telah diidentifikasi mulai dari fosil rahang gajah purba jenis Mastodon, Stegodon dan Elephas. Kemudian ada fosil rahang kerbau purba, fosil kepala dan tanduk banteng purba dan gigi badak purba. “Balai Arkeologi Yogyakarta menyebut fosil-fosil tersebut berasal dari kala plestoisen tengah dengan perkiraan umur lebih dari 900.000 tahun,” kata Rizal.Menurutnya, apa yang dilakukan oleh Tim Buton semata-mata adalah untuk menjaga dan merawat agar benda purbakala tidak hilang diperjualbelikan.(H51)
Sumber : Suara Merdeka, Selasa 17 Mei 2016
0 komentar:
Posting Komentar