![]() |
Anggota Tim Buton, Karsono (kanan) mengikuti Workshop Konservasi Fosil yang diadakan Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSM) Sangiran di Hotel Sunan Solo, 26-31 Agustus |
PELESTARI fosil purbakala asal Bumiayu, Brebes, Karsono baru-baru ini mengikuti Workshop Konservasi Fosil yang diadakan Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran di Hotel Sunan Solo, 26-31 Agustus.
Selama enam hari tersebut, Karsono yang menjadi utusan Tim Buton (wadah pelestari fosil purba di Bumiayu) mengaku mendapatkan pengetahuan tentang cagar budaya, khususnya fosil purbakala.”Banyak ilmu dan pengetahuan yang diperoleh untuk diaplikasikan seiring dengan banyaknya temuan fosil hewan purbakala di wilayah Bumiayu dan sekitarnya,” kata dia, Jumat (2/9) kemarin.
Diceritakan, selama mengikuti workshop ia mendapatkan materi teori berupa berbagai kebijakan dalam pelestarian cagar budaya, situs prasejarah, teknik konservasi, peraturan dalam pelestarian cagar budaya. Selain itu, juga praktek lapangan berupa teknik dasar penyelamatan fosil yang dilakukan di dekat Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Bukuran. Kemudian dilanjutkan di laboratorium untuk kegiatan identifikasi, pendokumentasian, registrasi temuan fosil serta konservasi mekanisnya.”Sekarang kami menjadi tahu bagaimana memperlakukan fosil yang baik dan benar, mulai dari penyelamatan sampai dengan konservasinya,” kata dia.
Ditularkan
Menurut Karsono, pengetahuan tentang konservasi fosil tersebut akan ditularkan kepada anggota Tim Buton lainnya. Dengan demikian, anggota menjadi tahu tindakan apa yang harus dilakukan ketika ada temuan fosil baru.”Ketika ada temuan fosil, tidak asal dalam mengangkat atau penyelamatannya. Ada teknik-teknik penyelamatan sehingga fosil yang ditemukan menjadi tidak rusak,” ujarnya.
Koordinator Tim Buton Rizal Rafli berterimakasih karena potensi kepurbakalaan di Bumiayu sudah diperhatikan oleh Balai Arkeologi Yogyakarta dan BPSMP Sangiran dengan penelitian dan kegiatan konservasi yang sudah dilakukan. Dengan kegiatan tersebut, potensi Bumiayu akan diketahui dan perlindungan terhadap fosil-fosil yang ada dapat dilakukan.”Kami menjadi lebih termotivasi dan semoga ini menjadi sebuah awal bagi pelestarian cagar budaya di Kabupaten Brebes, utamanya di Bumiayu dan sekitarnya,” kata dia. (H51)
Sumber : Suara Merdeka, 3 September 2016